Rabu, 29 Desember 2010

LAPORAN HASIL BANTUAN (DONASI) DARI MAHASISWA, ALUMNI DAN RELASI UNTUK PARA PENGUNGSI BENCANA MERAPI




Sebelumnya kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah dengan ikhlas dan tulus hati meringankan penderitaan pengungsi bencana erupsi Gunung Merapi . Bantuan yang diberikan tersebut benar-benar bermanfaat dan sangat dibutuhkan oleh mereka. Semoga amal ibadah Bapak/Ibu donatur diterima Tuhan Yang Maha Esa dan mendapatkan pahala lebih banyak dariNya. Amin.

Kami telah menerima berbagai bentuk bantuan, baik dalam bentuk baju pantas pakai, peralatan sholat (mukena dan sajadah), majalah remaja, buku bacaan anak-anak, peralatan pendidikan dan bantuan yang diwujudkan dalam bentuk uang. Bantuan tersebut telah kami serahkan kepada para pengungsi yang berada di Posko Pengungsian Balai Desa Sinduharjo, Ngaglik, Sleman dan juga di Posko Pengungsian “Youth Center” – Bolawan, Sleman. Kita juga bekerjasama dengan para relawan yang berada di wilayah Kabupaten Sleman untuk pendistribusian majalah-majalah remaja, buku bacaan anak-anak dan peralatan pendidikan yang dibutuhkan untuk anak-anak pengungsi.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada para donatur sebagai berikut :

  1. Bpk . Rendra Widyatama, SIP, M.Si (dosen PPK)
  2. Ibu Wachidanijah, SKM, M.Kes (Alumni PPK)
  3. Bapak Boy Yandra, SKM, M.Kes (Alumni PPK)
  4. Bapak Agus Suprantio, SKM, M.Kes (Alumni PPK)
  5. Ibu Ni Komang Ekawati, S.Psi, Psi (Mhs PPK)
  6. Mahasiswa FETP
  7. Pengelola S2 MMR – Prodi S2 IKM (bantuan dari alumni dan mhs S2 MMR)
  8. Sdr. Putu Eka Meiyana Erawan (mahasiswa PPK)
  9. Ibu Ismarwati, SKM (mahasiswa PPK)
  10. Ibu Maisye Marlyn Kuhu (mahasiswa PPK)
  11. Sdri. Jusniar, Psi (staf CHBP)

Kita juga memberikan bantuan kepada para pengungsi di lokasi praktek mahasiswa S2 Perilaku dan Promosi Kesehatan yang melaksanakan Program Promosi Kesehatan Bencana (konsentrasi minat) dengan bantuan berupa PMT untuk lansia di Posko Pengungsian Balai Desa Sinduharjo, Ngaglik, Sleman dan bantuan biaya pembuatan poster promosi kesehatan : PHBS dan Tata Tertib Barak (Kelompok II) untuk Barak Pengungsi di Youth Center - Bolawan, Sleman. Pengelola minat juga mewujudkan bantuan tersebut dengan pembelian peralatan penambangan pasir untuk para pengungsi yang ada di posko pengungsian “Youth Center” Bolawan, Sleman. Mereka sangat terharu dan bahagia mendapatkan bantuan yang sangat mereka butuhkan dan dapat untuk memperbaiki perekonomian mereka yang telah hancur di daerah asalnya. Dengan peralatan penambangan pasir tersebut, para pengungsi dapat mencari nafkah untuk keluarganya.

Jumlah sumbangan yang berupa uang, kami terima sebesar Rp 3.883.500,00 dan telah dikeluarkan untuk disumbangkan kepada pengungsi sejumlah Rp 3.308.600,00. Sisa sumbangan Rp 574.900,00. Sisa uang sumbangan tersebut akan kami wujudkan dalam bentuk pembelian peralatan edukasi untuk anak-anak TK yang TKnya hancur karena letusan Gunung Merapi.

Demikian laporan dari kami dan sekali lagi terima kasih atas kerjasamanya yang telah berjalan dengan baik. (Trias)



Kegiatan Mahasiswa MPPK 2010/2011 dalam Konsentrasi Promosi Kesehatan Bencana



Sejak akhir Oktober 2010, Yogyakarta mengalami bencana letusan Gunung Merapi. Bencana ini berlangsung lebih dari satu bulan dengan kejadian letusan besar terjadi beberapa kali. Jumlah korban dan pengungsi/penyintas sangat banyak, sedangkan sumber daya yang dimiliki pemerintah terbatas, sehingga seluruh komponen masyarakat pun menyingsingkan lengan untuk membantu para korban dan penyintas.

Minat Promosi dan Perilaku Kesehatan (MPPK) juga tergerak dengan kondisi ini sehingga membuat Konsentrasi Promosi Kesehatan Bencana. Dalam keadaan yang “biasa”, konsentrasi yang ditawarkan pada mahasiswa MPPK setelah menyelesaikan blok I – V adalah konsentrasi promosi kesehatan rumah sakit, promosi kesehatan sekolah atau promosi kesehatan tempat kerja. Konsentrasi Promosi Kesehatan Bencana dimulai dari tanggal 18 November - 6 Desember 2010 diikuti oleh 7 orang mahasiswa angkatan 2010/2011. Lokasi yang digunakan dalam kegiatan lapangan mahasiswa adalah Pos Pengungsian Youth Center – Sleman dan Pos Pengungsian Gelanggang Mahasiswa UGM yang dilanjutkan ke Pos Pengungsi yang dikelola suatu lembaga swadaya masyarakat (YEU).

Di Pos Pengungsian Youth Center, mahasiswa MPPK melakukan kegiatan promosi kesehatan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif (secara fisik dan psikis) bagi para pengungsi di Youth Center. Untuk mencapai tujuan ini, dilakukan berbagai macam kegiatan dengan sasaran utama pengelola pos pengungsian dan relawan. Mereka mengadakan rapat dan sosialisasi kepada pengelola dan relawan untuk membuat rencana aksi yang akan mendukung terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat. Mereka juga mengembangkan dan memasang media promosi kesehatan yang berisikan pesan untuk hidup sehat, termasuk untuk tidak merokok di dalam ruangan yang diberlakukan untuk pengelola pos, relawan dan pengungsi.

Kelompok yang lain melakukan kegiatan di pos berbeda dengan tujuan program yang berlainan juga. Pada awalnya mahasiswa melakukan assessment di Pos GER (Gelanggang Emergency Response) yang dikelola mahasiswa-mahasiswa UGM yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Beberapa hari setelah melakukan assessment, ada surat edaran Bupati Sleman, yang mengatur supaya pengungsi dikumpulkan di tiga titik lokasi pos pengungsi: Pos Stadion Maguwoharjo, Pos Youth Center dan Pos Pangukan. Untuk itu, kegiatan dilanjutkan di pos pengungsi yang dikelola Yakkum Emergency Unit (YEU) di Gedung Serba Guna Kantor Desa Sinduharjo. Dengan mengamati dua pos mandiri (bukan dikelola pemerintah), para mahasiswa mencoba menganalisa bagaiman mengelola barak pengungsi yang idea. Ada beberapa kegiatan yang secara langsung dilakukan di pos pengungsi yaitu : posyandu lansia, senam lansia, penyuluhan pesan sehat pasca bencana termasuk pemasangan spanduk “Ayo gotong royong resik-resik!”

Di kedua lokasi tersebut, pengelola dan pengungsi sangat antusias dalam mengikuti berbagai kegiatan yang dirancang mahasiwa. Dalam sesi diskusi antara mahasiswa dan dosen, mahasiswa mengatakan bahwa dengan mengikuti konsentrasi promosi kesehatan bencana mereka setidaknya mendapatkan dua hal : pertama, mempelajari bagaimana manajemen program promosi kesehatan dilakukan di daerah bencana dan kedua, mereka mendapatkan kesempatan untuk membantu saudara-saudara yang mendapatkan musibah letusan gunung Merapi. (AD)